“Teman Bus” Jadi Pilihan Berwisata Weekend di Sulawesi Selatan

Makassar – Trans Mamminasata atau “Teman Bus” yang telah beroperasi sejak akhir 2021 kini menjadi pilihan berwisata akhir pekan oleh warga Sulawesi Selatan, khususnya di wilayah Mamminasata (Makassar, Maros, Sungguminasa-Gowa dan Takalar).

Trans Maminasata yang kini mulai berlalu-lalang tidak hanya di Makassar, tapi juga merambah kabupaten tetangga Makassar disambut antusias warga, Reskiani Sibali salah satunya.

Warga Galesong, Kabupaten Takalar ini sengaja mengajak kedua putrinya untuk berakhir pekan dengan memanfaatkan moda transportasi “Teman Bus”, sebab ingin merasakan sensasi transportasi ini sembari menyambangi ibukota Sulawesi Selatan.

“Saya sudah lama janji anak-anak untuk naik bus, sambil jalan-jalan ke mal. Kendaraan ada, tapi sebagai masyarakat saya juga ingin mencoba fasilitas pemerintah ini, sepertinya seru,” ujar Kiki sapaan Reskiani di Takalar, Sabtu.

Pantauan ANTARA, penggunaan moda transportasi yang merupakan hibah Kementerian Perhubungan tersebut didominasi oleh para kaum hawa bersama anak-anak.

Tidak sedikit masyarakat yang menunggu di sepanjang jalan Poros Makassar-Galesong Takalar secara berbondong-bondong, bahkan ada pula yang membawa anak balita. Sementara muatan “Teman Bus” masih disesuaikan dengan total kursi yang tersedia, sekitar 20 lebih kursi.

Belum lagi, masyarakat menunggu tidak sesuai titik halte Teman Bus, sehingga tak jarang para juru mudi sekaligus melakukan edukasi. Memintanya berpindah sesuai titik halte.

Kiki mengapresiasi langkah pemerintah dalam menghadirkan “Teman Bus” hingga ke daerah. Baginya, ini menjadi bukti bahwa Sulawesi Selatan mulai maju dan mengoptimalkan perkembangan tekhnologi guna memudahkan masyarakat.

Hanya saja, kata Kiki, sistem Teman Bus belum begitu maksimal, sebab estimasi waktu yang tertera pada sistem belum sesuai dengan kedatangan bus.

“Seperti saat kita mencek posisi bus, terlihat masih jauh, eh ternyata sudah ada. Jadi memang harus terus diperbaharui,” kata dia.

Warga Galesong lainnya bernama Hasna Dg Pati menyebut bahwa dirinya tertarik ikut merasakan fasilitas transportasi pemerintah itu, lantaran banyaknya masyarakat yang mengaku senang dan merasa nyaman saat menaikinya.

“Tapi ada juga yang sakit kepala naik bus, katanya. Mungkin belum terbiasa atau duduknya di belakang,” ujar Hasna.

Meski demikian, uforia warga kian terasa saat hendak naik ke bus. Senyum anak-anak tampak menghiasi wajah mereka tatkala juru kemudi mulai mempersilahkannya naik, tentu dengan harus scan barkode dari aplikasi “Teman Bus” terlebih dahulu serta memastikan bahwa anak tersebut didampingi orang dewasa.

Jika sebelumnya masih cuma-cuma, kini penumpang diharuskan mengunduh aplikasi Teman Bus. Setiap akun bisa digunakan untuk dua orang dan belum berbayar.

Antusias masyarakat menggunakan Teman Bus diakui pula oleh sejumlah juru mudi, salah satunya ialah Asrianto yang kesehariannya menjajal rute Mal Panakkukang Makassar-Pelabuhan Galesong Takalar.

Asrianto menyebut penumpang Teman Bus meningkat saat akhir pekan, meskipun diakui penumpang tetap selalu ada di hari-hari yang lain.

“Banyak sekali kalau Sabtu, apalagi Hari Minggu. Bahkan berdesak-desakan,” katanya.

Sejumlah peraturan selama di atas bus juga menjadi perhatian, seperti tidak boleh makan dan minum, termasuk mengkonsumsi permen.

Asrianto mengemukakan dirinya belum mendapati hambatan selama menjadi juru mudi “Teman Bus” dan berharap pekerjaannya tetap lancar di tengah sulitnya ekonomi yang ia rasakan sejak pandemi COVID-19.

Kurangi kepadatan jalan
Kehadiran Trans Maminasata menargetkan pemilik kendaraan pribadi yang jika memanfaatkan “Teman Bus” maka dipastikan akan mengurangi kepadatan penggunaan jalan.

“Ini akan berdampak pula pada pengurangan emisi karbon,” ujar Kepala UPT Transportasi Mamminasata Prayudi Syamsibar.

Ia mengemukakan bahwa Teman Bus akan memberi peningkatan kualitas hidup karena dengan menjadi pilihan moda transportasi, maka jalanan akan lebih renggang dan polusi udara tentu semakin menurun.

Manfaat “Teman Bus” menurut Yudi kian dirasakan masyarakat, hal itu ditunjukkan dengan banyaknya protes khususnya dari kalangan perempuan karena pengoperasiannya sempat dihentikan sementara waktu.

“Selama ini pemerintah mengeluarkan subsidi hanya untuk masyarakat tertentu. Teman Bus ini berbeda, manfaatnya bisa dirasakan semua kalangan, khususnya bagi kaum disabilitas. Layanan ini banyak manfaatnya ke masyarakat,” urai dia.

Pada pengoperasiannya, “Teman Bus” disiapkan untuk empat koridor dengan rute masing-masing yakni koridor 1 dengan rute Terminal Malengkeri – Jalan Metro Tanjung Bunga, koridor 2 Bandara sultan Hasanuddin – Mall Panakkukang, koridor 3 Kampus 2 PNUP- Kampus 2 PIP dan koridor 4 Pelabuhan Soekarno Hatta Makassar – UIN Samata Gowa.

Yudi menyebut pengadaan 87 unit bus ini menelan anggaran sekitar Rp15 miliar. Pulihan bus ini telah disebar dengan masing-masing 22 unit pada setiap koridor. Maka dimungkinkan untuk penambahan dua koridor lagi di tahun 2022.

“Tentu tujuannya ada yang ke wisata domestik, cuma sekarang kita jangkau dulu wilayah dengan mobilitas tinggi seperti mall, bandara dan lainnya. Ini dulu yang coba kita jalani,” ujarnya.

Pengadaan Program “Teman Bus” ini merupakan pemenuhan kewajiban pemerintah dalam menghadirkan layanan dasar, bahwa transportasi massa itu sesuai dengan amanat undang-undang lalu lintas dan pemerintah daerah wajib menyediakan transportasi massa untuk warganya.

Selain itu, “Teman Bus” hadir untuk memberikan pilihan ke masyarakat, mode transportasi apa lagi yang ada dengan berbagai keuntungan dan manfaat penggunaannya. (Ant)