Sulsel Targetkan Sekitar 8 Persen atau 240 Desa Jadi Lokus Penurunan Stunting Pada 2022

Makassar – Sulawesi Selatan yang memiliki 3.047 desa pada 2022 ditargetkan sekitar 8 persen atau 240 desa diantaranya menjadi lokus percepatan penurunan stunting.

Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, Dinas Kesehatan Sulsel dr Nurseha pada Rakerda Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sulsel di Makassar, Rabu, mengatakan,240 desa itu pada 2022 menjadi fokus untuk pendampingan membantu percepatan penurunan prevalensi stunting.

Kegiatan tersebut, lanjut dia, tentu melibatkan para pihak dan mitra di lapangan, mulai dari sosialisasi dan penerapan masa emas kehidupan yakni 1.000 hari pertama kehidupan, hingga pendampingan keluarga yang berpotensi memiliki anggota keluarga stunting.

“Tentu pendampingan itu berdasarkan hasil pendataan keluarga 2021, sehingga diharapkan dapat tepat sasaran di lapangan,” kata Nurseha.

Sementara itu, Kepala Perwakilan BKKBN Sulsel Hj Andi Ritamariani pada kesempatan yang sama mengatakan, pada 2022 akan difokuskan untuk menjangkau 24 kabupaten/kota yang memiliki potensi stunting.

“Terutama ini kami lakukan pemantauan di daerah yang memiliki prevalensi tertinggi di Sulsel yakni di Kabupaten Jeneponto,” kata Andi Ritamariani.

Sedang yang patut diapresiasi dengan prevalensi yang paling rendah adalah Kota Makassar yang hanya 4 persen.

Meskipun demikian, lanjut dia, tetap diberikan intervensi seperti daerah lainnya, karena tidak semua lokasi atau kecamatan memiliki kondisi yang sama.(Ant)